Fakta telah membuktikan bahwa saat meletus gunung berapi akan menyemburkan uap air ( H2O), karbon dioksida ( CO2 ), sulfur dioksida ( SO2 ), asam klorida ( HCl ), asam fluorida ( HF ), dan abu vulkanik ke atmosfer termasuk gunung sinabung dan gunung kelud. Selain itu, kandungan seperti silika, mineral, sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium, magnesium, fluoride, seng, kadmium, timah dan bebatuan juga akan ikut keluar saat gunung berapi tersebut meletus.
Artikel kali ini akan membahas dampak negatif dari abu vulkanik bagi kesehatan. Dampak abu vulkanik terhadap kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain gangguan pernapasan akut, gangguan pada penglihatan, iritasi pada kulit, dan gangguan mekanikal akibat abu vulkanik.
• Gangguan pernapasan akut
Gangguan pernapasan
merupakan salah satu dampak negatif yang kerap kali terjadi. Iritasi
hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas, hingga
penyempitan saluran napas yang berisiko menyebabkan kematian sangatlah
mungkin terjadi. Gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh abu vulkanik
tentu saja harus segera ditangani, karena sistem pernapasanlah yang
menunjang hidup manusia.
Partikel abu yang sangat halus, tentu
sangat mengganggu sistem pernafasan, khususnya bagi Anda yang telah
memiliki permasalahan paru-paru. Selain itu, paparan abu vulkanik juga
sangat berbahaya bagi bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang
dengan penyakit paru kronis seperti asma.
• Gangguan penglihatan
Selain
menggangu sistem pernapasan, abu vulkanik juga dapat menggangu sistem
penglihatan. Abu vulkanik memiliki butiran yang tajam, sehingga dapat
menimbulkan gangguan pada mata. Masuknya benda asing pada mata seperti
abu vulkanik dapat memicu iritasi, konjungtivitis (radang pada
konjungtiva), abrasi kornea (goresan pada kornea) pada bagian mata Anda.
• Iritasi pada kulit
Memang kasus iritasi pada
kulit yang disebakan oleh abu vulkanik amatlah jarang ditemukan.
Meskipun jarang ditemukan, kasus iritasi pada kulit terkadang dapat
ditemukan sepanjang hujan abu, terutama ketika abu vulkanik yang keluar
tersebut memiliki sifat asam.
• Gangguan mekanikal
Runtuhnya atap rumah atau
kecelakaan di jalan raya dapat dikatakan sebagai gangguan mekanikal saat
terjadinya bencana alam gunung meletus. Pada kasus atap rumah yang
runtuh, disebabkan karena atap rumah tersebut harus menahan beban berat
(abu vulkanik yang menumpuk di atap rumah), apalagi bila abu tersebut
basah dan bangunan tidak dibangun untuk menyangga beban berat. Atap yang
runtuh dapat menyebabkan orang yang berada dalam rumah tersebut
tertimpa sehingga mengalami luka, bahkan meninggal seketika. Luka yang
terjadi dapat berupa patah tulang, luka memar, luka robek, dan
perdarahan yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
Social Plugin