Bagi sebagian wanita, hubungan seks selama kehamilan boleh saja dilakukan. Seorang ahli obstetry gynecology dari Columbia University Medical Center menyatakan jika kehamilan berkembang normal, hubungan seks pada masa kehamilan sama sekali tidak berbahaya bagi bayi.
Bayi terlindungi dengan baik di dalam rahim. Cairan ketuban dan segel tebal berlendir yang mengunci serviks dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi. Meski pun pada beberapa wanita orgasme dapat menyebabkan kontraksi rahim, namun hal ini tidak akan mempengaruhi proses persalinan.
Biasanya wanita hamil akan mengalami peningkatan gairah seks pada trimester kedua. Ketika tingkat energi mulai meningkat seiring mual yang semakin berkurang. Seks bisa menjadi hal nomor satu yang dipikirkan wanita hamil pada masa ini, karena adanya peningkatan aliran darah ke vagina, sehingga vagina semakin membesar dan mengalami peningkatan lubrikasi (cairan pelumas).
Selain itu, perubahan fisik berupa peningkatan berat badan dan perut yang semakin membesar akan membuat Anda sedikit mengalami gangguan saat melakukan hubungan seks. Oleh sebab itu, para ahli menyarankan agar Anda mencari berbagai variasi gaya yang aman dan nyaman saat berhubungan seks.
Menikmati Seks pada Masa Kehamilan
Ketika gairah seks semakin meningkat pada kehamilan, Anda mungkin perlu membuat beberapa penyesuaian untuk kenyamanan Anda berhubungan seks, seperti
- Bereksperimen dengan Gaya Baru
- Tetap lakukan seks yang aman
- Berkomunikasi secara Terbuka
Kapan Hubungan Seks saat Hamil Menjadi tidak Aman?
Para ahli kandungan akan menyarankan untuk tidak berhubungan seks selama kehamilan jika terjadi beberapa hal di bawah ini:
- Kondisi medis tertentu yang menempatkan Anda pada risiko keguguran
- Berisiko mengalami persalinan prematur, sebelum usia kandungan 37 minggu
- Anda mengalami plasenta previa. Kondisi di mana plasenta menutupi pembukaan serviks
- Anda mengalami perdarahan vagina. Biasanya terjadi pada kehamilan kembar
- Mengalami infeksi tertentu
http://bit.ly/LDMjU0
Social Plugin